Thursday, September 18, 2008

Vaksinasi Kanker Serviks

Abis baca soal vaksin kanker serviks.

Hmm... jadi tertarik. Namanya juga penyakit yang mematikan no.1 di dunia, jadi kayaknya perlu ada tindakan preventif. Tapi menurut beberapa artikel, kok ya ternyata ni vaksin paling efektif buat wanita usia 9-26 tahun? Wah, dah lewat berapa tahun tuh gw... (hihih).

SMS pak dokter ahhh....

Eh, ternyata bener. Katanya, vaksin ini emang buat semua wanita, tapi yang paling efektif emang di usia 9-26 itu. Lewat dari itu, tingkat efektivitasnya emang jauh berkurang, tapi bukan berarti ga usah dilakukan....

Ooooke....
Hasil obrolan lebih lanjut adalah, sebelum melakukan vaksinasi, pap smear aja dulu...

???

Emang sih, sejak merit 5 tahun lalu, aku belum pernah tes apa-apa. Biasa lah... pemalasan.

Langsung deh, konsultasi ke pakde gugel tentang prosedur pap smear... hasilnya?
yaaahhh, ketemu "si congor bebek" lagi dong.... *tarik napas*

Ngeliat-liat kalender, tanggal paling pas untuk tes itu adalah di 29 September 2008.
Wish me luck ya, guys... semoga nyaliku sudah terkumpul di tanggal itu... hehehe...

Ni kopi-an info seputar vaksin & prosedur pap smear (diambil dari berbagai sumber).

Vaksinasi


Minimnya informasi dan adanya keengganan untuk memeriksakan diri secara rutin menjadikan hampir 70 persen penderita Kanker Servicks datang ke dokter sudah dalam taraf stadium lanjut.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan kanker servicks ini ? Apakah penyakit ini tidak bisa dicegah atau diobati ?

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada leher rahim atau sering juga disebut mulut rahim, yakni suatu daerah yang menghubungkan rahim (uterus) dengan vagina. Kanker ini adalah jenis kanker yang biasanya tumbuh lambat pada wanita dan mempengaruhi mulut rahim, bagian yang menyambungkan antara rahim dan vagina. Kanker ini sifatnya tidak diturunkan melainkan dipengaruhi oleh aktivitas seksual.

Berdasarkan penelitian-penelitian tentang kanker leher rahim, dipastikan bahwa faktor risiko tinggi diketahui adalah wanita yang melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan, berhubungan seks pertama kali pada usia muda dan memiliki sejarah merokok.

Menurut dr.Nugroho Kampono, Sp.OG (K), staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (human papilloma virus). Dimana virus HPV ini dapat ditularkan melalui kontak dengan daerah genital, baik melalui hubungan seksual, atau dengan sentuhan oral, atau tangan, atau penularan dari ibu ke bayi yang dilahirkan.

Gejala-gejala awal yang dapat dideteksi adalah pendarahan yang tidak normal, seperti pendarahan sesudah melakukan hubungan intim, pendarahan saat haid, atau pendarahan sesudah menopause. Gejala lain yang juga dapat diwaspadai adalah adanya kelainan pada vagina ( seperti keluarnya cairan berwarna kekuningan dan berbau ), atau gejala-gejala sakit/nyeri pada pinggul, sakit/nyeri pada kaki. Kadang penderita akan merasakan nyeri dan mengalami gangguan buang air kecil dan buang air besar.

Karena umumnya kebanyakan wanita tidak menunjukan gejala. Maka banyak diantara mereka yang tidak menyadari, kalau mereka telah menderita kanker. Itulah yang menjadi penyebab mengapa penderita kanker servicks datang ke dokter sudah dalam taraf stadium lanjut.

"Tapi tidak semua perdarahan di vagina juga disebabkan oleh kanker leher rahim, penyebabnya bisa juga karena infeksi, hormon yang tidak seimbang, atau gangguan haid. Namun ada baiknya setiap perdarahan di luar masa haid harus diperiksakan ke dokter, agar kita mengetahui dengan pasti apakah kita mengidap kanker servicks atau tidak," papar Nugroho.

Penyebab dari kanker sevicks sendiri, hingga saat ini menurut pernyataan yang dikeluarkan dari WHO, 99 persen berhubungan erat dengan HPV (Human Papilloma Virus). Dari 120 tipe HPV yang telah diketahui, 30-40 diantaranya menyerang anogenital (area kelamin termasuk kulit penis, mulut vagina dan anus).

"Ada banyak tipe-tipe HPV, yang termasuk dalam tipe rendah yakni HPV 6 dan 11 tidak menyebabkan kanker, hanya menyebabkan kutil di sekitar kemaluan, sedangkan tipe tinggi, HPV 16 dan 18 menyebabkan kanker serviks," katanya kepada Rileks.com dalam media edukasi khusus wartawan kesehatan bertema Kanker Servicks dan Penyakit yang Berhubungan dengan HPV, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain pada perempuan, virus HPV juga bisa terdapat pada laki-laki meski angka kejadiannya rendah. "Virus ini lebih sering didapati pada organ genital perempuan, karena virus ini mudah tumbuh pada suasana lembab," tambah Nugroho. Meski terinfeksi HPV, secara klinis tidak ada kelainan yang terlihat pada laki-laki, namun pada stadium lanjut akan muncul kutil kelamin (genital warts) atau jengger ayam pada penis.


Dapat Dicegah dengan Vaksinasi

Dari berbagai penyakit kanker yang mengancam hidup perempuan, kanker leher rahim (serviks) merupakan satu-satunya kanker yang sudah diketahui penyebabnya dan bisa dicegah penularannya. Karenanya lindungi diri Anda dengan melakukan vaksinasi sebelum terlambat, kata Nugroho.

Pada dasarnya tubuh kita memiliki sistem kekebalan alami untuk membersihkan virus-virus yang masuk. "80 persen virus HPV akan dibersihkan oleh sistem imun kita, namun 20 persen ada kemungkinan menjadi infeksi persisten (menetap) dan beresiko menjadi kanker serviks," ungkap dokter yang sudah 35 tahun berdedikasi di bidang reproduksi wanita ini. Karena itu ia menyarankan pentingnya pencegahan dini.

Berbagai pencegahan kanker serviks, yang bisa dilakukan misalnya melakukan edukasi mengenai kesehatan organ reproduksi pada remaja, menggunakan kondom sebelum berhubungan atau bersikap setia pada satu pasangan, serta melakukan vaksinasi yang kini sudah tersedia di Indonesia.

Di berbagai negara, pemberian vaksinasi HPV sudah mulai dilakukan pada remaja perempuan berusia mulai dari 12 tahun. Di Indonesia, vaksin ini sudah bisa dilakukan mulai dari kelompok usia 18 tahun. Vaksinasi dilakukan selama tiga kali, penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama disuntikkan, dan vaksinasi ketiga disuntikkan pada bulan keenam.

Salah satu vaksin HPV yang sudah mendapat pengakuan di 84 negara adalah Vaksin Quadrivalent HPV. Selain memiliki sertifikat halal dari IFANCA, vaksin ini dapat membantu mencegah kanker servicks serta penyakit penyerta lainnya seperti displasia servicks dan genital wart.

Menurut Nugroho, pemberian vaksin sangat penting dilakukan pada remaja karena pada usia ini leher rahim sedang dalam proses pematangan sehingga terjadi perubahan sel. Jika ada virus HPV yang masuk, maka dapat berkembang menjadi menjadi sel yang abnormal dan ganas.

Selain mencegah kanker serviks, vaksin HPV juga terbukti mencegah timbulnya kutil pada area genital. Sayangnya, tidak semua orang akan mampu mencegah dirinya terkena kanker servick. Berhubung harga vaksin HPV masih tergolong mahal, yakni berkisar Rp 900.000 - Rp. 1.000.000 untuk satu kali suntik. (dari rileks.com)


PAP SMEAR

Apakah PAP-TEST Itu?
PAP-TEST merupakan pemeriksaan sitologi untuk mendeteksi kanker leher rahim (kanker serviks) secara dini. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan tidak menyakitkan karena tidak merusak jaringan. Cara pemeriksaan ini ditemukan oleh seorang ahli anatomi dari Amerika yaitu
Dr. G. N. Papnicolau.

Mengapa Perlu PAP-TEST?
Di indonesia, kanker yang banyak ditemukan pada wanita adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Pada stadium dini,kanker leher rahim tidak menunjukkan gejala atau kelainan pada penderita sehingga penderita kurang waspada dan penyakit ditemukan setelah stadium lanjut, dimana tingkat keberhasilan pengobatan mnjadi kecil bahkan sering berakibat fatal. Padahal, keberhasilan pengobatan dapat menjadi 100% bila penyakit ditemukan pada stadium dini.

Dengan melakukan PAP-TEST, secara teratur pada kurun waktu tertentu, awal terjadinya peruahan sel menjadi sel kanker dapat diketahui. Dengan demikian, kanker leher rahim dapat ditemukan pada stadium sedini mungkin.

Bagaimana Cara Melakukan PAP-TEST?
Dokter, perawat atau petugas laboratorium akan memasukkan alat yang diseut spekulum kedalam vagina untuk memuka dinding vagina agar leher rahim diambil dengan mengusapkan spatula atau cervix brush pada permukaan leher rahim secara perlahan-lahan sambil diputar agar diperoleh contoh sel yang memadai.
Contoh sel yang menempel pada spatula atau cervix brush dioleskan pada permukaan kaca benda.
Proses berikutnya adalah : direndam dalam alkohol, dieri pewarnaan, lalu diperiksa diawah mikroskop oleh seorang dokter ahli patologi anatomi.

Apa Yang Ditunjukkan Oleh PAP-TEST?
Sel yang normal, mempunyai ukuran, bentuk dan warna inti sel tertentu yang dapat berubah jika sel terseut menjadi sel kanker. Sel kanker mempunyai inti sel yang lebih besar dan warna yang leih gelap dibandingkan dengan sel normal. Derajat peruahan ini trgantung pada keparahan penyakit.

Pada PAP-TEST, hasil pengamatan dibawah mikroskop dapat menunjukkan apakah contoh sel normal atau dicurigai kanker. Bahkan apabila ada sedikit perubahan sel karena infeksi pada vagina atau leher rahim, dapat juga ditemukan dari hasil pengamatan ini.

Siapa Dan kapan Perlu PAP-TEST?
PAP-TEST dianjurkan untuk dilakukan secara rutin bagi wanita yang sudah melakukan huungan seksual dan berusia leih dari 25 tahun hingga usia 60 tahun.

Sebaiknya PAP-TEST dilakukan setiap tahun atau bila hasil pemeriksaan dua kali berturut-turut normal, pemeriksaan oleh dilakukan 2 tahu sekali atau sesuai dengan petunjuk dari dokter.
Pengambilan bahan pemeriksaan dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid. Waktu terbaik untuk pengamilan bahan pemeriksaan adalah 10-16 hari menstruasi.

Di mana Melakukan PAP-TEST?
PAP-TEST dapat dilakukan di Laoratorium Klinik Rumah Sakit, Klinik Bersalin atau di Puskesmas yang telah ditunjuk dan mempunyai peralatan untuk keperluan pemeriksaan.

Apa Yang Harus Diperhatikan Sebelum PAP-TEST?

  • Berikan informasi sejujurnya kepada dokter anda tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah anda derita, terutama penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
  • Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
  • Bila Anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada dokter karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
  • Beritahukan kepada dokter anda bila Anda merasakan gejala-gejala yang mencurigakan, meskipun meskipun hasil PAP-TEST negatif.

Apa Yang Harus Dilakukan Setelah PAP-TEST?
Apabila hasil PAP-TEST normal, ulangi pemeriksaan setahun kemudian. Apabila hasil PAP-TEST menunjukkan adanya sel-sel yang abnormal, segera huungi dokter ahli kandungan untuk diperiksa lebih lanjut dan diberi pengobatan yang tepat, kanker leher rahim dapat disembuhkan secara sempurna.

Bagaimana Cara Menghindari Ancaman Kanker Leher Rahim?
Melakukan PAP-TEST secara teratur
Menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker leher rahim, misalnya : berganti-ganti pasangan seksual, merokok, dll.
Menjaga kebersihan organ intim.
Selalu waspada dan segera ke dokter bila mengalami tanda-tanda yang mencurigakan seperti:

  • Keputihan dan pengeluaran cairan yang berbau usuk dari vagina,
  • Perdarahan setelah persetubuhan,
  • Perdarahan atau haid yang abnormal

Luangkan Sedikit Waktu Anda Untuk Melakukan PAP-TEST Secara Teratur Dan Hindari Ancaman kanker Leher Rahim (dari blog harnawatiaj.wordpress.com)

Gimana Girls, ada yang tertarik?

No comments: