Friday, June 24, 2005

What a boy

Wah, sudah mau masuk weekend lagi. Brarti besok bisa leyeh-leyeh dulu di rumah, sebelum pergi jalan-jalan. Tapi oops, jadi ingat kalau besok harus pagi-pagi ke bandara buat jemput keponakan. Ryan, nama keponakanku, anak umur 10 thn, untuk pertama kali terbang dari US ke Jakarta sendirian, tanpa ditemani mommy-nya.

Aku sempat kaget ketika kakakku, mommy Ryan, telepon beberapa minggu yang lalu untuk mengabarkan kalau Ryan akan spend his summer holiday di Indonesia, sendiri. Kakakku mungkin akan menyusul tapi Agustus nanti. Hmm... hebat! Untuk anak 10 tahun, bisa aku akui kalau anak itu punya keberanian yang terkadang tidak dimiliki anak seusianya. Contoh paling dekat saja, ada salah satu keponakan perempuan, umur 19 thn... tapi masih belum bisa menentukan model baju atau potongan rambutnya karena semua tergantung Mama-nya. Anak yang lain, mungkin juga masih ada yang suka nempel Emak ke mana-mana. Boro-boro masuk dapur buat bikin sarapan sendiri, yang ada mungkin sibuk neriakin Mbak bikin nasi goreng atau mi instan. Aku sendiri mungkin pada saat seusia Ryan, mungkin akan ngompol kalau harus travelling ke luar negeri sendirian... hahah....

Menurut kakakku, Ryan sudah berkembang seperti layaknya anak-anak Amerika lainnya. Berangkat sekolah sendiri, pulang sekolah langsung masuk dapur dan bikin makan sore sendiri, cuci piring bekas makannya sendiri, malah kadang kalau kakakku sakit, Ryan ga segan untuk membuatkan sup/makanan lain dan menjaganya seperti a grown man. *hiks.. jadi terharu...*

Pertanyaan yang ada di kepalaku, faktor apa sih yang membedakan perkembangan kemandirian anak? Apa lingkungan yang membuat perbedaan itu? Cara pendidikan di sekolah/di luar sekolah? Apa itu? Setahuku, kakak-kakakku mendidik anak dengan cara yang kurang lebih sama... tidak ada pendidikan ala militer atau ala Princess Aurora. Semua berjalan sewajarnya. Namun, hasil akhirnya bisa berbeda-beda ya?

Ryan, pertama kali datang berkunjung ke Indonesia adalah saat ia berusia 3 tahun, bersama kakakku. Saat itu ia cukup lengket denganku, dia senang mendengarkan aku bercerita, walaupun mungkin ga ngerti apa yang aku ceritakan. Jadi ingat saat itu... sekitar 6 orang keponakan berkumpul di sekelilingku, mendegarkan aku bercerita soal film "Titanic" yang tentunya sudah aku edit sedemikian rupa agar sesuai untuk anak-anak seusia mereka... instant editing, pokoknya! hahahah... tampaknya mereka cukup puas mendengar "Titanic" versi Auntie...

Aku yakin Ryan saat ini sudah tidak ingat lagi wajah Auntie-nya sekarang, it's been 7 years, loh... tapi dengan bekal foto-foto dan dokumen penting lainnya, kurasa sudah cukup. Tapi aku ternyata agak deg-degan juga... nervous... what if he dosen't recognize me? Yah... hope for the best aja deh besok...

Yang jelas, aku salut dengan keberanian anak itu travelling ke luar negeri sendirian.

See you soon, Ryan!

No comments: