Friday, February 09, 2007

The happiest & worst moment ever in my life


Hmm.. sudah lama nggak cerita-cerita di sini. Bukannya mau sok sibuk atau lupa, tapi emang kondisinya agak kurang sip akhir-akhir ini. Well, curhat kan perlu sikon dan mood yang tepat, kan? hehe…

Buat yang mungkin belum dapet kabarnya, finally, I’m pregnant! Yup... we finally got the blessing. It’s started on September 2006 when I realized that I missed my period. Awalnya sih agak ga yakin juga… ah, masa iya sih… wong seumur-umur ga pernah mangkir itu si tamu…tapi setelah 2 minggu ga nongol juga tamunya, perasaan ragu itu mulai bergeser… wah, jangan-jangan iya nih…!

Ya udah, beli deh test pack yang paling akurat (konon, kata iklannya sih 90% akurat) di apotek yang deket kantor. Waktu jalan ke apotek itu pun jantung deg-degan lebih kenceng dari biasa. Tapi waktu itu sih mikirnya, ah… kemarin-kemarin juga ngetes tapi kan hasilnya cuma bikin parno doang… sutra lah…The sooner the better lah taunya… daripada ngaco… ga sengaja minum obat atau makan sesuatu yang harusnya nggak ditelen, ya ga sih?

Singkat cerita… yup… the result’s positive, without doubt. Lemes… kaget… bingung. Itu perasaan pertama yang muncul. Sempat blank, ga tau mau ngapain, ga tau mo bilang apa. Trus akhirnya angkat telpon deh… ngabarin suami. Dia malah cengengesan tapi tau deh, pasti dia seneng banget. “Ah, masa sih? Kok bisa?”, gitu bilangnya…. Nah lo… ya bisa lah… kumaha seehh…UUHHHH….

Langkah selanjutnya adalah straight to the doctor. I wanna make sure that this is true. Aih, lucunya… ada setitik kehidupan di sana.

Tapi ternyata… kejadian-kejadian seru yang awalnya nggak kepikiran sudah menanti.

Sebulan pertama berlalu dengan ringan… sampai-sampai yang tercinta bilang… kok kamu ga ada gejala-gejala kayak orang hamil umumnya ya? Oops… mungkin dari situ akhirnya hormonku berbicara dan mengambil alih kehidupanku yang indah…

Beberapa hari kemudian, mulailah terasa aneh… makanan yang biasanya nikmat di lidah, jadi aneh dan memuakkan. Mendadak jadi nggak pengen makan, nggak mau minum (even air putih), trus bau-bauan aneh menyeruak di sekelilingku. Hiiiy… si suami aja tiba-tiba jadi punya aroma aneh yang membuat mual. Bukan bau badan, bukan bau asem, atau apa… entah, pokoknya ga bisa digambarkan. JAUH-JAUH DARI GW!!! Hiks, maaf ya, suami… di satu sisi ingin sekali bermanja-manja, tapi masa harus nahan napas lama-lama ya? Waaaa.....!!!

Bulan puasa dan lebaran menjadi bulan terberat...bangun dari tempat tidur sama aja memancing isi perut untuk keluar. Tas kresek dan tempat sampah sekarang nggak pernah jauh-jauh. Yang bisa masuk ke perut cuma kuah sup (thanks for my hubby yang tiba-tiba jadi jago masuk dapur dan bikinin sup...). Kalau dihitung-hitung, mungkin lebih dari 60 kali aku muntah sejadi-jadinya. Dan akibatnya? Bobotku pun turun drastis... 5 kilo lenyap begitu saja dari tubuhku, tanpa harus bersusah payah diet dan senam aerobik. Ya Tuhan... kok begini amat ya?

Semua obat dan anjuran dokter menjadi mentah dan ngabisin duit aja... ZERO... ga ada efek... bahkan obat anti muntah pun malah jadi pemancing muntah... Hiks... sumpah, sedihhhh banget... Emosi jadi seperti tidak terkendali... aku jadi gampang marah, memaki pihak-pihak yang selama ini seperti ”memaksa”ku untuk masuk ke dalam fase yang sulit seperti ini....walaupun aku yakin aku bukan menyesali kondisi ini. Maaf ya suamiku... aku jadi aneh....

Belum lagi segala nasihat-nasihat dan petuah yang diberikan oleh orang-orang yang ”sok tahu”, menganggap bahwa aku selama ini sulit hamil karena sebab-sebab medis atau apalah... HEY, WE’VE PLANNED THIS! IF I HADN’T BEEN PREGNANT FOR THE LAST 3 YEARS, IT WAS OUR CHOICE! IT HAS NOTHING TO DO WITH HEALTH OR THOSE PSYCHOLOGICAL CRAP! THERE’S NOTHING WRONG WITH MY BODY! Oh God… they were good for nothing… Please keep their mouth shut…

Sampai suatu ketika, yang ada tinggal perasaan putus asa. Hanya ada satu jalan keluar... I’d to go to the hospital if I don’t want to be dehydrated. I don’t care if I have to stay there. HARUS KE RS!

Dokter cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat kondisiku yang sudah kacau balau. Muka sudah ijo, mata cekung, kulit mulai bersisik dan keriput saking kekurangan cairan. Hiks... kok aku jadi pengen nangis ya sekarang? Jadi ingat perasaan waktu itu...

Sebuah kamar Kelas 1 di RSIB sudah disiapkan untukku. Ini kali pertama aku harus menginap di RS. Peralatan infus dan obat-obatan disiapkan oleh mbak-mbak suster yang semuanya baik dan ramah.

Ajaib... belum juga jarum infus menusuk tangan kiriku, seulas senyum tergambar di wajahku. Mendadak aku merasa sangat nyaman, sangat enak dan perasaan menjadi sangat ringan. Jangan-jangan... ngidamku memang ini.... Jangan-jangan, memang si adek yang pengen nginep di sini... hehe...

Hari pertama nginep, masih lemes... makan sedikit... Hari-hari berikutnya? Wah... enak banget rasanya bisa makan lagi... Menu-menu RS bisa ditelan dengan mudah... tumben, makanan RS enak kayak gini yaa... hahaha... Sudah bisa ketawa-ketawa, cerita-cerita... pokoknya, perasaan nyaman itu kembali lagi. Sampai akhirnya, tiga hari kemudian aku harus pulang karena menurut dokter kondisiku sudah kembali pulih. Tapi.... AKU NGGAK MAU PULANG! AKU SENANG DI SINI...! Mungkin aku satu-satunya orang di dunia ini yang lebih senang tinggal di RS dibanding di rumah sendiri.... yang jelas, aku merasa sangat betah, sangat nyaman, dan sangat sehat di sana.

Tiga hari kemudian aku habiskan di rumah... sampai akhirnya... dengan kondisi yang kembali memburuk, aku harus kembali ke RS. Kasihan suamiku tercinta... aku tahu pasti dia sebenarnya capek, harus bolak-balik dan tidur di kursi berhari-hari karena menungguiku. Tapi... aku tahu aku nggak boleh mikir yang aneh-aneh, karena secara psikologis bisa membuat kondisku drop lagi. Kali ini... empat hari aku habiskan di RS. Kembali, aku merasa sangat sehat dan nyaman, makan dengan mudah, walaupun sempat sakit perut semalaman suntuk, mungkin gara-gara pencernaanku kaget karena aku tiba-tiba makan dengan porsi banyak.

Alhamdulillah, setelah 4 hari itu, aku sudah tidak lagi merasa sedih saat harus pulang ke rumah. Kandunganku saat itu sudah memasuki minggu ke 12, saat-saat di mana hormonku sudah bisa mulai berdamai. Hari-hari selanjutnya aku jalani dengan mudah, nyaman... makan mulai membaik, morning sick sudah hampir berlalu, nggak lagi muntah, mulai bisa berdekatan dengan suami (tiba-tiba aroma aneh itu hilang...), bisa kembali masuk kantor (walaupun sempat ”diancam” harus cuti unpaid gara-gara kebanyakan ga masuk... yeeyy.. emang maunya saya sakit berlama-lama? pls deh boss....).

Sekarang, kandunganku memasuki bulan ke 7. Badan sudah mulai membesar, baju-baju mulai sempit, makan sudah makin sering dan banyak... dan si adek sudah terasa gerakannya di dalam perut. Tiba saatnya sekarang mempersiapkan kehadirannya. Banyak ternyata yang harus disiapkan dan ditata. Kami semua berharap, segala sesuatunya akan berjalan tanpa hambatan dan mengalir sebagaimana mestinya. Aminn....

I’ll continue my story later... I know that there’s more to come….:D